Lagu legendaris “Kolam Susu” yang dipopulerkan oleh grup musik Koes Plus merupakan salah satu karya ikonik dalam sejarah musik Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Yok Koeswoyo dan dirilis pada tahun 1973 dalam album bertajuk Volume 8. Meski telah berusia puluhan tahun, “Kolam Susu” tetap relevan hingga kini, bahkan masuk dalam daftar “150 Lagu Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia, menduduki posisi ke-31.
Lagu ini bukan hanya populer karena melodi dan aransemen yang sederhana namun kuat, tetapi juga karena liriknya yang menggambarkan kekayaan alam Indonesia secara puitis. Dalam bait-baitnya, tersirat pesan tentang tanah air yang begitu subur dan melimpah sumber daya alamnya, sehingga seolah-olah hanya dengan tongkat kayu dan batu pun bisa tumbuh tanaman.
Lirik yang Mengangkat Kekayaan Alam Nusantara
Lagu ini dibuka dengan kalimat “Bukan lautan hanya kolam susu”, sebuah metafora yang menggambarkan perairan Indonesia yang begitu melimpah dan menyejahterakan masyarakat. Dalam lagu disebutkan bahwa nelayan tidak perlu menghadapi badai besar, cukup dengan jaring dan jala, mereka sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup. Lirik ini memperlihatkan bagaimana alam Indonesia sangat bersahabat dan mendukung kehidupan manusia.
Lebih lanjut, bagian reffrein lagu menyuarakan pandangan masyarakat bahwa tanah Indonesia adalah “tanah surga”, di mana segala sesuatu dapat tumbuh subur. Ungkapan “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” menjadi simbol kesuburan dan potensi agraria yang luar biasa.
Chord dan Struktur Musik yang Mudah Diikuti
“Kolam Susu” juga dikenal dengan progresi kord yang mudah diikuti dan cocok dimainkan oleh pemula. Lagu ini dibuka dengan akor F dan C, kemudian berjalan pada pola sederhana yang berulang, membuatnya mudah dipelajari oleh pemain gitar maupun penyanyi pemula.
Beberapa bagian penting dari lagu menggunakan akor-akor berikut:
Intro:
F – C (diulang)
Verse:
F – C – C – F
Reff:
Dm – Bb – C – F
Struktur ini menguatkan nuansa santai dan hangat yang sejalan dengan pesan lagu tentang kehidupan yang tenang dan cukup karena alam yang melimpah.
Warisan Musik yang Tetap Hidup
Koes Plus melalui “Kolam Susu” berhasil menyampaikan kritik sosial dan rasa syukur dalam satu lagu. Lagu ini menjadi semacam pengingat akan kekayaan alam yang seharusnya dijaga, serta sindiran halus bahwa kekayaan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara bijak untuk kemakmuran rakyat.
Meski telah berlalu lebih dari lima dekade sejak lagu ini dirilis, pesan yang disampaikannya tetap relevan. Di tengah isu lingkungan, krisis pangan, dan eksploitasi alam yang berlebihan, “Kolam Susu” menyuarakan kembali pentingnya merawat kekayaan alam negeri ini.
Lagu ini tak hanya menjadi bagian dari sejarah musik nasional, tetapi juga simbol harapan akan Indonesia yang lebih sejahtera berkat kekayaan alam yang luar biasa.