Selama bertahun-tahun, iPhone dikenal sebagai perangkat hebat yang sayangnya kurang bersahabat bagi pengguna jam tangan pintar selain Apple Watch. Kebanyakan smartwatch berbasis Bluetooth memang bisa terhubung ke iPhone, namun fungsinya sering kali sangat terbatas. Salah satu keluhan utama adalah ketidakmampuan perangkat pihak ketiga untuk menampilkan notifikasi dari iPhone—sebuah fitur dasar yang tentu saja berjalan mulus di Apple Watch. Namun, angin segar perubahan akhirnya berhembus, meski disertai catatan penting yang cukup besar.

Penyelamat Bagi Pengguna Smartwatch Pihak Ketiga

Dalam versi beta terbaru iOS 26.3, Apple memperkenalkan fitur yang disebut Notification Forwarding atau Penerusan Notifikasi. Fitur ini, yang pertama kali terendus pada bulan September, memungkinkan notifikasi diteruskan ke “satu aksesoris pada satu waktu”, yang bisa berupa jam tangan pintar dari produsen lain. Jika Anda memiliki iPhone tetapi lebih memilih menggunakan jam tangan olahraga dari Suunto atau Garmin, maupun perangkat dari Google atau Samsung, kini kombinasi tersebut menjadi jauh lebih masuk akal.

Apple memberikan peringatan bahwa jika fitur ini diaktifkan, notifikasi tidak akan muncul di Apple Watch. Kendati fitur ini belum membuat smartwatch lain bisa melakukan segala hal selayaknya Apple Watch, setidaknya akses terhadap notifikasi—fitur paling mendasar yang dibutuhkan pengguna—kini sudah tersedia. Pengguna dapat mengaktifkan opsi ini melalui menu Pengaturan, masuk ke Notifikasi, lalu memilih Penerusan Notifikasi, asalkan mereka menjalankan iOS 26.3 beta.

Eksklusivitas Uni Eropa dan Tuntutan Regulasi

Sayangnya, kabar baik ini datang dengan batasan geografis yang ketat. Fitur Penerusan Notifikasi hanya berfungsi di 27 negara anggota Uni Eropa. Hal ini terjadi karena desakan Digital Markets Act (DMA) yang memaksa Apple untuk membuka ekosistemnya. Artinya, fitur ini hanya bisa dinikmati jika Anda berada di negara-negara seperti Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swedia, hingga negara yang lebih kecil seperti Malta atau Luksemburg.

Pihak Apple sendiri tampaknya tidak terlalu antusias dengan perubahan ini. Perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut berdalih bahwa fitur ini menimbulkan masalah privasi karena mengekspos konten notifikasi ke perusahaan pihak ketiga. Meski demikian, bagi konsumen di wilayah yang terdampak, ini adalah kemenangan kecil yang signifikan.

Wajah Baru iPhone 20 dan Layar Tanpa Tepi

Sementara sisi perangkat lunak mulai terbuka karena tekanan regulasi, rumor mengenai masa depan perangkat keras Apple juga mulai bermunculan dengan narasi yang tak kalah menarik. Laporan terbaru dari The Information membocorkan peta jalan untuk 30 perangkat Apple mendatang, termasuk spekulasi seputar iPhone edisi ulang tahun ke-20. Mirip dengan strategi saat peluncuran iPhone X pada 2017, Apple dikabarkan bakal melompati seri iPhone 19 dan langsung menuju iPhone 20.

Perubahan ini bukan sekadar nama. Rumor menyebutkan bahwa Apple sedang merancang perombakan desain yang masif dengan layar lengkung edge-to-edge yang membungkus keempat sisi ponsel. Bingkai titanium yang ada saat ini kabarnya akan digantikan oleh pita logam tipis di bagian tengah perangkat. Konsep ini tentu memicu pertanyaan mengenai penempatan tombol fisik. Sebuah paten yang ditemukan pada bulan Oktober memberikan petunjuk bahwa iPhone 20 mungkin akan hadir tanpa tombol fisik sama sekali. Sebagai gantinya, tombol daya, volume, dan aksi akan ditingkatkan menjadi tombol solid-state yang menyatu dengan bingkai.

Tantangan Teknologi Kamera dan Durabilitas

Inovasi lain yang santer terdengar adalah penggunaan kamera di bawah layar (under-display camera) untuk menggantikan Dynamic Island. Meskipun konsep ini terdengar futuristik, ada tantangan nyata yang harus dihadapi. Apple bukanlah yang pertama mencoba teknologi ini; pabrikan lain seperti Samsung bahkan sempat meninggalkan desain serupa di beberapa model karena penurunan kualitas foto. Namun, rumor yang beredar mengindikasikan bahwa Apple berencana menyematkan teknologi ini pada iPhone 18 dan perangkat lipat mereka, yang menyiratkan bahwa mereka mungkin telah menemukan solusinya.

Masalah durabilitas juga menjadi sorotan utama. Layar lengkung memiliki luas permukaan yang lebih besar, membuatnya lebih rentan pecah saat terjatuh. Hal ini diperparah dengan sulitnya memasang pelindung layar yang layak pada desain seperti itu, sebuah kendala yang sudah sering kita lihat pada ponsel layar lengkung yang rilis beberapa tahun terakhir. Mengingat iPhone 20 diperkirakan masih dua tahun lagi, kita sebaiknya tidak menelan mentah-mentah semua informasi ini. Namun, arah yang diambil Apple menjelang tahun 2026 ini jelas menunjukkan ambisi mereka untuk kembali merombak standar industri ponsel pintar.