Microsoft menghadapi bulan yang penuh tantangan setelah pembaruan keamanan yang dirilis pada Agustus 2025 justru menimbulkan dua masalah serius bagi pengguna Windows. Satu masalah melumpuhkan fungsi pemulihan sistem, sementara masalah lainnya dilaporkan menyebabkan gangguan pada perangkat penyimpanan data seperti SSD dan HDD.

Perbaikan Darurat untuk Fungsi Reset Windows

Microsoft terpaksa merilis pembaruan di luar jadwal reguler setelah pembaruan keamanan bulan Agustus menyebabkan kerusakan pada fungsi vital sistem operasi. Menurut pengumuman resmi di pusat pesan Windows, pembaruan tersebut secara tidak sengaja melumpuhkan opsi “Reset” dan pemulihan sistem pada beberapa versi Windows.

Masalah ini muncul setelah pengguna menginstal pembaruan keamanan Agustus 2025. Akibatnya, mereka tidak dapat lagi melakukan reset perangkat Windows melalui pengaturan sistem. Fungsi penghapusan jarak jauh (RemoteWipe), yang krusial bagi pengguna korporat, juga dilaporkan tidak berfungsi dengan semestinya.

Sebagai respons, Microsoft dengan sigap meluncurkan pembaruan opsional untuk menggantikan file yang bermasalah. Untuk pengguna Windows 11 versi 23H2 dan 22H2, perbaikan tersedia melalui pembaruan KB5066189. Sementara itu, pengguna Windows 10 versi 22H2 akan menerima perbaikan dengan kode KB5066188. Microsoft juga menyediakan pembaruan KB5066187 untuk versi lama seperti Windows 10 Enterprise LTSC 2019. Versi Windows yang lebih baru, seperti Windows 11 24H2 dan Windows Server, dilaporkan tidak terdampak oleh masalah ini.

Isu Kedua: Laporan Gangguan pada SSD dan HDD

Di tengah masalah fungsi reset, muncul laporan lain yang lebih mengkhawatirkan. Sebuah pembaruan Windows yang berbeda, yaitu KB5063878, diduga menyebabkan beban tulis (write load) yang sangat tinggi pada perangkat penyimpanan data, yang berpotensi memicu kegagalan dan masalah kinerja pada SSD maupun HDD.

Isu ini pertama kali diangkat oleh akun X (sebelumnya Twitter) @Necoru_cat, yang menunjukkan bahwa masalah ini dapat memengaruhi berbagai model perangkat penyimpanan dari berbagai vendor. Menurut laporan awal, masalah ini diduga berasal dari cara sistem operasi menangani write buffer.

Hingga saat ini, Microsoft dilaporkan sedang bekerja sama dengan para mitra perangkat keras untuk menginvestigasi akar masalah tersebut secara mendalam. Para pengguna diimbau untuk berhati-hati sebelum menginstal pembaruan opsional dan menunggu pengumuman resmi lebih lanjut mengenai solusi permanen untuk masalah kinerja perangkat penyimpanan ini.