Pada sesi pertama perdagangan pada 7 Oktober 2024, saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) mengalami lonjakan signifikan. Sekitar pukul 11.17 WIB, saham Bukalapak mencatat kenaikan sebesar 29,57%, menjadi Rp 149 per lembar saham.
Tingginya minat terhadap saham Bukalapak terlihat dari volume transaksi yang mencapai 2,38 miliar lembar saham. Frekuensi transaksi mencapai 24.759 kali, dengan total nilai transaksi sebesar Rp 333,14 miliar.
Tak hanya Bukalapak, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga mengalami kenaikan di sesi pertama perdagangan. Pada pukul 11.19 WIB, saham Emtek melonjak 7% dan berada di level Rp 428 per lembar saham. Sebanyak 150,51 juta lembar saham Emtek diperdagangkan dengan frekuensi 7.783 kali, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 63,58 miliar.
Emtek, melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya, memiliki 24,62% saham di Bukalapak dengan kode emiten BUKA. Kreatif Media Karya juga berperan sebagai pengendali utama Bukalapak.
Kenaikan harga saham Bukalapak ini cukup mengejutkan, terutama setelah pekan sebelumnya saham ini mengalami penurunan. Pada perdagangan hari Jumat, 4 Oktober 2024, saham Bukalapak ditutup turun sebesar 0,86%, menjadi Rp 115 per lembar saham. Namun, meski mengalami penurunan, saham Bukalapak ternyata cukup banyak diakumulasi oleh investor.
Bukti akumulasi saham Bukalapak terlihat dari catatan broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia, yang membukukan pembelian bersih (net buy) saham BUKA sebesar Rp 25,6 miliar pada perdagangan hari Jumat tersebut. Lonjakan ini menunjukkan minat yang kuat terhadap saham Bukalapak di pasar, di tengah fluktuasi yang terjadi selama sepekan sebelumnya.
Dengan kondisi ini, Bukalapak dan Emtek terus menjadi perhatian para pelaku pasar, terutama dengan adanya keterkaitan antara kedua perusahaan yang memperkuat posisi mereka di industri teknologi Indonesia